Profil

_Selamat Datang di Blog saya_God Bless You_.

January 4, 2016

Pengangguran dan Pendidikan

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian, karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Jumlah pengangguran biasanya seiring dengan pertambahan jumlah penduduk serta tidak didukung oleh tersedianya lapangan kerja baru atau keengganan untuk menciptakan lapangan kerja (wirausaha) untuk dirinya sendiri atau memang tidak memungkinkan untuk mendapatkan lapangan kerja atau tidak memungkinkan untuk menciptakan lapangan kerja. Sebenarnya, kalau seseorang menciptakan lapangan kerja akan berdampak positif untuk orang lain juga, misalnya dari sebagian hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk membantu orang lain melalui gaji.
Selain itu, jumlah pengangguran yang tinggi juga disebabkan kurangnya pengetahuan, keahlian dan pendidikan. Seseorang jika tidak pernah menginjak bangku sekolah dan tidak memiliki keahlian apapun akan menyebabkan ia menganggur, sebab tidak ada perusahaan yang menerima SDM yang memiliki kualitas rendah. Bukan hanya yang tidak pernah menginjak bangku sekolah yang menganggur. Tetapi seseorang yang telah sekolah 12 tahun dan kuliah serta memiliki ijazah sarjana pun dapat menganggur. Kenapa hal tersebut dapat terjadi ? Karena jumlah lapangan kerja dan pelamar kerja tidak seimbang.
Di negara kita Indonesia, tingkat pengangguran di tahun 2015 masih tinggi, bahkan meningkat dari tahun sebelumnya. Berdasarkan data angkatan kerja Indonesia pada Agustus 2015 sebanyak 122,4 juta orang, berkurang sebanyak 5,9 juta orang dibanding Februari 2015 dan bertambah sebanyak 510 ribu orang dibanding Agustus 2014.  Penduduk bekerja pada Agustus 2015 sebanyak 114,8 juta orang, berkurang 6,0 juta orang dibanding keadaan Februari 2015 dan bertambah 190 ribu orang dibanding keadaan Agustus 2014. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2015 sebesar 6,18 persen meningkat dibanding TPT Februari 2015 (5,81 persen) dan TPT Agustus 2014 (5,94 persen). Selama setahun terakhir (Agustus 2014–Agustus 2015) kenaikan penyerapan tenaga kerja terjadi terutama di Sektor Konstruksi sebanyak 930 ribu orang (12,77 persen), Sektor Perdagangan sebanyak 850 ribu orang (3,42 persen), dan Sektor Keuangan sebanyak 240 ribu orang (7,92 persen). Penduduk bekerja di atas 35 jam per minggu (pekerja penuh) pada Agustus 2015 sebanyak 80,5 juta orang (70,12 persen), sedangkan penduduk yang bekerja kurang dari 15 jam per minggu sebanyak 6,5 juta orang (5,63 persen).
Pada Agustus 2015, penduduk bekerja masih didominasi oleh mereka yang berpendidikan SD ke bawah sebesar 44,27 persen, sementara penduduk bekerja dengan pendidikan Sarjana ke atas hanya sebesar 8,33 persen.
Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa tingkat pengangguran meningkat disbanding tahun sebelumnya. Apalagi di tahun 2015 ini ada program MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang membebaskan masyarakat Asean dalam melamar kerja di negara manapun. Banyaknya tenaga kerja dari luar (contohnya China) yang memiliki skill (keahlian) lebih baik dibanding masyarakat Indonesia, membuat tingkat pengangguran semakin tinggi saja. Hal tersebut tidak dapat kita hindari, sebab jika ingin perekenomian yang bagus haruslah memiliki tenaga-tenaga kerja yang berkualitas baik.
Kurangnya kesadaran masyarakat akan pendidikan juga membuat Indonesia menjadi terbelakang. Banyak orangtua yang lebih menyuruh anaknya untuk mencari uang sejak kecil dibandingkan menyuruh pergi ke sekolah untuk belajar. Mereka beranggapan bahwa sekolah tidak terlalu penting, yang terpenting adalah mendapatkan uang untuk makan. Padahal cita-cita anak Indonesia sangatlah tinggi dan bagus. Tetapi karena adanya tekanan ekonomi membuat cita-cita anak Indonesia padam. Sangatlah disayangkan masyarakat Indonesia tidak sadar akan pentingnya pendidikan. Pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan wajib belajar 12 tahun (dan gratis), bahkan sampai perguruan tinggi diberi beasiswa untuk meringankan biaya.
Bahkan sekarang ini telah ada dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang dapat digunakan untuk membeli peralatan sekolah dan seragam, juga untuk ongkos ke sekolah. Banyak subsidi dari sektor lain yang dikurangkan bahkan dihapuskan demi dialokasikan untuk subsidi pendidikan.
Dalam memajukan kesejahteraan dan kemakmuran di Indonesia, sangat diperlukan tindakan dari masyarakat bukan hanya dari pemerintah yang turun tangan. Karena sistem Demokrasi di negara kita dimana semuanya dari/oleh/untuk rakyat. Maka keberhasilan bangsa dan negara ada ditangan rakyat itu sendiri.
Saya yakin, jika pendidikan di Indonesia baik akan menghasilkan SDM berkualitas tinggi dan tingkat pengangguran di Indonesia dapat teratasi bahkan masyarakat dapat membuka lowongan pekerjaan bagi masyarakat lain.
Mari kita sebagai generasi muda generasi penerus bangsa dan negara tercinta Indonesia menumbuhkan rasa cinta tanah air dan rasa semangat dalam diri kita untuk menjadikan Negara Indonesia lebih berpengaruh dalam kancah internasional. Tak lupa juga menumbuhkan rasa percaya diri kita untuk bersaing dalam pergaulan dunia dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari kita.