UNI SOVIET
Uni Soviet menganut sistem
politik satu partai yang didominasi oleh Partai Komunis hingga tahun 1990. Walaupun Uni
Soviet sebenarnya adalah suatu kesatuan politik dari beberapa republik Soviet dengan ibu
kota di Moskwa, nyatanya Uni Soviet menjelma
menjadi negara yang pemerintahannya sangat terpusat dan menerapkan sistem
ekonomi komando.
Revolusi Oktober yang bergolak di Rusia pada tahun 1917 menyebabkan
runtuhnya Kekaisaran Rusia. Penerusnya, Pemerintahan Sementara Rusia, hanya
bertahan beberapa bulan. Setelah kaum Bolshevik
menang dalam Perang Sipil Rusia pasca revolusi, Uni Soviet
didirikan pada tanggal 30 Desember 1922 dengan anggota Republik Sosialis Federasi
Soviet Rusia, Republik Sosialis
Federasi Soviet Transkaukasia, Republik Sosialis Soviet Ukraina, dan Republik Sosialis Soviet Byelorusia.
Pasca-kematian pemimpin Soviet yang pertama, Vladimir Lenin, pada tahun 1924, Josef Stalin menjadi penggantinya
setelah memenangkan perebutan kekuasaan dan memimpin negara tersebut melewati
proses industrialisasi besar-besaran dengan sistem ekonomi terencana dan penindasan politik. Dalam suasana Perang
Dunia II, pada bulan Juni 1941,
Nazi Jerman
dan sekutunya menyerang Uni Soviet melalui Operasi Barbarossa walaupun sebelumnya kedua
negara telah menandatangani Pakta Molotov–Ribbentrop
yang berisi perjanjian untuk tidak saling menyerang. Setelah empat tahun berperang secara
besar-besaran, Uni Soviet muncul sebagai salah satu dari dua negara
adidaya pemenang perang selain Amerika
Serikat.
Uni Soviet dan negara-negara satelitnya di Eropa Timur
terlibat dalam Perang Dingin, yaitu perebutan pengaruh ideologi dan
politik global yang berkepanjangan melawan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya
di Blok Barat. Pada akhirnya, Uni Soviet mengalami kekalahan dalam hal ekonomi
serta politik dalam dan luar negeri. Pada akhir tahun 1980-an, pemimpin
Soviet yang terakhir, Mikhail
Gorbachev, mencoba merestrukturisasi negara yang dipimpinnya melalui
kebijakan glasnost
dan perestroika,
tetapi justru memicu perpecahan di Uni Soviet yang akhirnya secara resmi bubar pada tanggal 26 Desember
1991 setelah
gagalnya percobaan kudeta pada bulan Agustus
sebelumnya. Hak dan kewajiban negara ini kemudian dilanjutkan oleh Federasi
Rusia.
Pada masanya, Uni Soviet memiliki tiga perwakilan di PBB, yaitu Uni Soviet, Ukraina,
dan Byelorusia.
Keadaan
geografis
Dengan area seluas 22.402.200 km2,
Uni Soviet adalah bekas negara terluas di dunia
. Luas wilayahnya yang meliputi
1/6 daratan di muka bumi hampir sama luasnya dengan Amerika Utara. 1/4 wilayah Uni Soviet berada di Eropa serta menjadi pusat ekonomi dan
budaya. Wilayah bagian timurnya di Asia yang jarang berpenduduk memanjang
hingga Samudera Pasifik di sebelah timur dan Afganistan di sebelah selatan. Uni Soviet membentang sepanjang lebih
dari 10.000 km dari timur ke barat dan hampir 7.200 km dari utara ke selatan,
melintasi sebelas daerah waktu.
Uni Soviet juga mempunyai batas
negara terpanjang di dunia dengan panjang lebih dari 60.000 km, 2/3 adalah
garis pantai Samudra Arktik. Uni Soviet berbatasan langsung
dengan Afganistan, Cina, Cekoslowakia, Finlandia, Hongaria, Iran, Mongolia, Korea Utara, Norwegia, Polandia, Rumania, dan Turki pada tahun 1945-1991. Uni Soviet dan Amerika Serikat dibatasi oleh Selat Bering.
Sungai terpanjang di Uni Soviet
adalah Sungai Irtysh dan gunung tertingginya adalah Puncak Komunisme di RSS Tajikistan yang berketinggian 7.495 m dari permukaan laut. Danau
terbesar di dunia, Laut Kaspia, sebagian besar terletak di wilayah Uni Soviet. Danau air
tawar terbesar dan terdalam di dunia, Danau Baikal, juga terletak di negara ini.
Terdapat lima daerah iklim di Uni
Soviet, yaitu tundra
(ekosistem dengan adanya es dan pohon), taiga (ekosistem
dengan es sepenuhnya),
stepa
(ekosistem dengan adanya rerumputan dan pohon), gurun, dan pegunungan.
SEJARAH UNI SOVIET
Masa Awal
Pada masanya, ia memodernisasi pertanian dengan program kolektivisasi yang terkenal ganas dan mengakibatkan banyak rakyatnya mati kelaparan, dibuang ke kamp-kamp konsentrasi di Siberia, atau ditembak mati oleh aparat pemerintah (terutama NKVD). Stalin juga membunuh banyak orang yang dianggapnya sebagai pembangkang, termasuk golongan militer. Pembersihan besar-besaran pada tahun 1937 adalah yang terburuk. Selain itu, ia turut memprakarsai industrialisasi Uni Soviet meski lebih ditujukan untuk kepentingan militer.
Pascaperang, Uni Soviet mengubah strategi pendudukannya di Eropa Timur, dari militer ke dominasi politik dan ekonomi meskipun tentara Soviet tetap ditempatkan di negara-negara tersebut hingga keruntuhannya kelak. Strateginya adalah menunjuk rezim pro-komunis setempat untuk memerintah negara-negara tersebut di bawah pengawasan Moskwa. Selain itu, Soviet juga berusaha mengembangkan pengaruhnya ke luar negeri, terutama ke beberapa negara tetangganya seperti Finlandia dan Afganistan. Hal ini memicu reaksi negatif dari negara-negara Barat yang berakibat dimulainya Perang Dingin. Dalam masa yang sama, Stalin berusaha membangun kembali ekonomi Soviet yang porak poranda akibat perang sambil meneruskan kebijakan lamanya, yaitu membangun industri berat dan militer serta menindas para pembangkang. Pada masa inilah, Uni Soviet mulai berkonfrontasi dengan kekuatan Barat dengan mendukung Korea Utara dalam Perang Korea pada tahun 1950.
Setelah Khrushchev dilengserkan, Uni Soviet kembali dipimpin secara bersama-sama oleh Leonid Brezhnev sebagai Sekretaris Jenderal, Alexei Kosygin sebagai Perdana Menteri, dan Nikolai Podgorny sebagai Ketua Presidium hingga 1970 saat Brezhnev mengangkat dirinya sebagai pemimpin tunggal. Pada tahun 1968, Uni Soviet dan negara-negara anggota Pacta Warsawa menginvasi Cekoslowakia untuk mencegah meluasnya reformasi Musim Semi Praha.
Penerus pemerintahan Uni Soviet harus mewarisi kerusakan dan kemacetan ekonomi dari Brezhnev. Jabatan Sekjen PKUS berturut-turut beralih dari Yuri Andropov (1982-1984), ke Konstantin Chernenko (1984-1985), sampai akhirnya dijabat oleh Mikhail Gorbachev sejak 11 Maret 1985. Mikhail Gorbachev menyadari bahwa penerapan marxisme telah menyeret negara ke ambang kemunduran. Sistem politik yang dijalankan itu ternyata gagal membawa Uni Soviet ke dalam kehidupan yang makmur seperti di negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat. Oleh karena itu, sejak berkuasa, Gorbachev menghadapi tantangan kemacetan ekonomi yang tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. la ingin memulihkan kondisi politik dan ekonomi Uni Soviet melalui suatu reformasi.
1. Perestroika, yaitu menata kembali berbagai kebijakan di semua bidang kehidupan.
2. Glasnot bermakna membuka diri dari pergaulan internasional dan memperluas partisipasi masyarakat dalam negara.
3. Demokratisasi, yakni memperlakukan sama terhadap semua warga negara untuk menyampaikan gagasan atau pandangan terhadap semua kebijakan pemerintahan.
Pada saat Gorbachev memperkenalkan glasnost (keterbukaan politik), perestroika (restrukturisasi ekonomi), dan uskoreniye (percepatan pembangunan ekonomi), perekonomian Uni Soviet mengalami inflasi tersembunyi yang diperparah oleh maraknya pasar gelap. Selain itu, biaya yang harus dikeluarkan sebagai negara adidaya dalam bidang militer, spionase, dan bantuan bagi negara-negara sahabat, telah banyak membebani perekonomian Uni Soviet. Gelombang baru industrialisasi yang didasarkan pada teknologi informasi membuat Uni Soviet kelabakan mengadopsi teknologi Barat dan mencari kredit untuk mengatasi keterbelakangannya.
Pada bulan Januari 1987, Gorbachev menyerukan demokratisasi dengan memperkenalkan unsur-unsur demokrasi seperti pemilihan umum dengan banyak calon dalam dinamika politik Uni Soviet. Pada bulan Juni 1988, dalam Kongres Partai Komunis Uni Soviet XIX, Gorbachev menggulirkan pembaruan-pembaruan radikal yang dimaksudkan untuk mengurangi kendali Partai Komunis terhadap aparat pemerintah. Pada bulan Desember 1988, Majelis Agung Uni Soviet menyetujui pembentukan Kongres Perwakilan Rakyat yang sebelumnya telah ditetapkan dalam amandemen Konstitusi Soviet 1977 sebagai badan legislatif yang baru. Pemilihan umum anggota kongres diadakan di Uni Soviet pada bulan Maret dan April 1989. Pada tanggal 15 Maret 1990 Gorbachev terpilih sebagai Presiden Uni Soviet yang pertama.
Bahkan di era reformasi itu lahir kelompok-kelompok masyarakat yang satu sama lainnya bersaing memperebutkan pengaruh dan kekuasaan, yaitu kelompok moderat, konservatif, dan radikal.
1. Kelompok moderat, yakni kelompok yang menyetujui reformasi tetapi tetap menjalankan komunisme yang disempurnakan.
2. Kelompok konservatif, yakni kelompok yang menentang reformasi dan ingin mempertahankan komunisme.
3. Kelompok radikal, yakni kelompok yang mendukung reformasi, tetapi ingin meninggalkan komunisme.
Pada tanggal 19 Agustus 1991 kelompok konservatif di bawah pimpinan Wakil Presiden Gennadi Yanayev melancarkan kudeta terhadap Gorbachev. Akan tetapi usaha perebutan kekuasaan ini dapat digagalkan Boris Yeltsin, pemimpin kelompok radikal. Gorbachev dapat diselamatkan dan nama Yeltsin mulai melambung di pentas politik Uni Soviet. Sementara ada banyak perdebatan mengenai siapa yang berhak membubarkan Uni Soviet, Gorbachev meletakkan jabatannya sebagai Presiden Uni Soviet pada tanggal 25 Desember 1991 dan memberikan kekuasaannya kepada Boris Yeltsin. Puncaknya, Majelis Agung Uni Soviet membubarkan dirinya pada tanggal 26 Desember 1991 yang sekaligus menandakan bubarnya Uni Soviet sebagai suatu federasi, hanya terpaut empat hari sebelum hari jadinya yang ke-69.
Kaisar Rusia terakhir, Nikolai II,
memerintah Kekaisaran Rusia hingga dipaksa mengundurkan diri
pada bulan Maret 1917 dalam Revolusi
Rusia karena adanya despotis, korupsi, dan polemik keikutsertaan Rusia
dalam Perang Dunia I. Selanjutnya, Pemerintahan Sementara Rusia mengambil
alih kekuasaan hingga digulingkan oleh kaum revolusioner
melalui Revolusi Oktober pada tanggal 7 November
1917 yang dipimpin kaum
Bolsyewik yang berhaluan marxisme di bawah pimpinan Vladimir Ilyich Lenin.
Uni Soviet secara resmi didirikan pada bulan Desember 1922 dengan anggota RSFS Rusia,
RSS
Ukraina, RSS Byelorusia, dan RSFS Transkaukasia yang masing-masing dipimpin
oleh Partai Bolshevik
setempat. Lenin ditunjuk sebagai Pemimpin Uni Soviet
yang pertama. Walaupun Uni Soviet didirikan sebagai federasi,
sebutan "Soviet Rusia" yang
sebenarnya hanya berlaku bagi RSFS Rusia seringkali disalahgunakan untuk
menyebut Uni Soviet secara keseluruhan oleh penulis dan politisi non-Soviet.
Setelah berhasil merebut tampuk kekuasaan, sejak
tahun 1922 Lenin mulai mengembangkan
teritorial negara ke wilayah sekitarnya. la kemudian membentuk federasi dengan
nama Uni Soviet. Mulai 30 Desember 1922, federasi ini terdiri dari 15 negara
bagian, yaitu Rusia, Armenia, Azerbaijan, Belorusia, Estonia, Georgia,
Kazakhstan, Kirgisia, Latvia Lithuania, Moldovia, Tadjikistan, Turkmenistan,
Ukraina, dan Uzbekistan.
Era
Joseph Stalin
Pada tahun 1924 Lenin meninggal dan digantikan Joseph Stalin.
Semasa tampil di panggung kekuasaan, Stalin
sering menindas dan melenyapkan semua saingan politiknya. Tidak
tanggung-tanggung, tokoh sekaliber Leon
Trotsky yang berjasa dalam Revolusi Rusia dipecat dan dibunuhnya. Tatkala
Stalin mampu mengukuhkan kekuasaannya, pada tahun 1952 Partai Uni Serikat
Komunis (PUSK) diubahnya dengan nama baru Partai Komunis Uni Soviet (PKUS). la
menjabat Sekretaris Jenderal PKUS sampai tahun 1953. Berkat kepiawaian politik,
ia menjadi diktator yang mampu
mengantarkan Uni Soviet menjadi negara
komunis terkuat di dunia.
Pada tahun 1939, Soviet menandatangani pacta non-agresi dengan Nazi Jerman yang memberi jalan bagi Uni Soviet untuk mencaplok bagian
timur Polandia, negara-negara Baltik, dan Bessarabia. Pencaplokan Soviet atas Polandia diwarnai dengan adanya Pembantaian Katyn, pembunuhan massal 20.000 orang Polandia oleh NKVD.
Walaupun demikian, isi pacta ini dilanggar oleh Nazi yang menyerang Uni Soviet
pada bulan Juni 1941.
Setelah mengalami kekalahan demi kekalahan, Tentara Merah berhasil menahan serbuan Nazi pada tahun 1943 dan akhirnya berhasil mengusir
mereka dari Eropa Timur. Daerah-daerah yang dulunya
dikuasai Nazi, termasuk sebagian Jerman, direbut oleh Soviet. Walaupun lebih dari 20 juta rakyat
Uni Soviet terbunuh dalam Perang Patriotik Raya, dunia mulai memperhitungkan
kekuatan angkatan bersenjata
Soviet.
Sepeninggal Stalin, jabatan sekjen partai dipegang oleh NikitaJ Khrushchev sampai tahun 1964.
Kemudian beralih kepada Leonid Brezhnev
yang berkuasa cukup lama, yaitu dari tahun 1964 sampai 1982. Pada saat Uni
Soviet di bawah kendalinya, negara mengalami kemerosotan di segala bidang.
Tingkat pertumbuhan ekonomi menurun drastis, korupsi merajalela, produk
pertanian kurang variatif, sektor jasa berjalan payah, dan berbagai kemunduran
lainnya.
Era Khrushchev
Stalin meninggal pada tahun 1953 dan digantikan oleh Nikita
Khrushchev. Pada masanya, ia
mengubah kebijakan Stalin yang tergolong kejam melalui proses destalinisasi dan berusaha memperbaiki
hubungan dengan negara-negara Barat. Meskipun demikian, konfrontasi dengan
Barat tetap ada. Pada masa inilah terjadi perlombaan
angkasa dan senjata nuklir.
Khrushchev dilengserkan dari jabatannya sebagai Sekretaris
Jenderal Partai Komunis dan Kepala
Negara Uni Soviet pada tahun
1964
setelah Krisis Rudal
Kuba setahun sebelumnya
yang nyaris memicu perang nuklir antara Uni Soviet dengan Amerika Serikat.
Era Brezhnev
Pada masanya, Brezhnev memulai politik détente
yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan dengan negara-negara Barat. Walaupun
demikian, ia tetap berusaha mengembangkan pengaruh Soviet dengan mendukung
salah satu pihak yang pro-komunisme, sosialisme, atau anti-Barat dalam berbagai
konflik global dan perang saudara seperti mendukung negara-negara Arab dalam konflik melawan Israel, Vietcong dan Tentara Rakyat Vietnam
dalam Perang Vietnam yang juga didukung oleh Cina, MPLA di Angola, FRELIMO di Mozambik, SWAPO di Namibia, serta
pemerintahan Sandinista di Nikaragua.
Selain itu, ia juga menghidupkan kembali beberapa kebijakan Stalin yang bertumpu pada pembangunan
industri berat dan militer.
Era Brezhnev juga dikenal sebagai
"Masa Stagnasi" karena birokrasi Soviet yang kaku saat itu
menghalangi inovasi dan pembaruan dalam segala bidang, terutama bidang politik,
ekonomi, dan teknologi. Pada tahun 1980, pecah Perang Soviet-Afganistan yang mengakhiri
kebijakan détente sehingga membuat Amerika
Serikat di bawah kepemimpinan Jimmy Carter dan Ronald Reagan memperbarui ketegangan
dan melanjutkan perlombaan senjata.
Era Mikhail Gorbachev
Untuk
merealisasikan ambisinya, Gorbachev
melontarkan ide reformasi berupa perestroika,
glasnot, dan demokratisasi.
Undang-Undang
Koperasi yang diberlakukan pada bulan Mei 1988 merupakan salah satu kejutan
dalam agenda pembaruan ekonomi Gorbachev. Untuk pertama kalinya sejak Kebijakan
Ekonomi Baru yang digagas oleh Lenin,
negara mengizinkan kepemilikan pribadi perusahaan dalam bidang jasa,
manufaktur, dan perdagangan luar negeri.
Glasnost memberi kebebasan berbicara
dan berpendapat secara lebih besar. Kebebasan pers mulai diterapkan serta
ribuan tahanan politik dibebaskan dari kamp-kamp kerja paksa. Tujuan utama
Gorbachev mengadakan glasnost adalah untuk menekan kaum konservatif yang
menentang kebijakan restrukturisasi ekonominya. Melalui berbagai keterbukaan,
debat, dan partisipasinya, Gorbachev berharap rakyat Soviet akan mendukung
setiap langkah pembaruannya.
Upaya Gorbachev
untuk merampingkan sistem komunis memang membawa harapan, tetapi tidak dapat
dikendalikan sehingga mengakibatkan serangkaian peristiwa yang akhirnya ditutup
dengan pembubaran Uni Soviet. Kebijakan perestroika
dan glasnost
yang mulanya dimaksudkan sebagai alat untuk merangsang perekonomian Uni Soviet
malah menimbulkan akibat-akibat yang tak diharapkan.
Penyensoran media yang tak lagi
ketat akibat glasnost menyebabkan Partai Komunis tidak dapat berbuat banyak
saat media mulai menyingkap masalah-masalah sosial dan ekonomi yang telah lama
disangkal dan ditutup-tutupi oleh pemerintah. Masalah seperti perumahan yang
buruk, alkoholisme, penyalahgunaan obat-obatan, polusi, pabrik-pabrik yang
sudah ketinggalan zaman sejak masa Stalin dan Brezhnev, serta korupsi yang
sebelumnya diabaikan oleh media resmi, kini mendapatkan perhatian yang semakin
besar. Laporan-laporan media juga menyingkap kejahatan yang dilakukan oleh
rezim Stalin seperti gulag
dan Pembersihan besar-besaran. Selain itu, perang di Afganistan dan kekeliruan
penanganan Bencana
Chernobyl semakin merusak citra pemerintah. Keyakinan masyarakat
terhadap sistem pemerintahan Soviet semakin melemah sehingga mengancam
integritas Uni Soviet.
Pertikaian antarnegara anggota Pacta Warsawa membuat Uni Soviet
tidak mampu lagi mengandalkan negara-negara satelitnya untuk melindungi
perbatasannya. Pada tahun 1989, Doktrin Brezhnev ditanggalkan dan kebijakan untuk tidak ikut
campur urusan dalam negeri negara-negara satelitnya di Eropa Timur
dijadikan sebagai pengganti. Hal itu membuat pemerintahan di negara-negara
satelit Uni Soviet di Eropa Timur kehilangan jaminan bantuan dan intervensi
Soviet apabila rakyatnya memberontak. Pada akhirnya, pemerintahan berhaluan
komunis di Bulgaria,
Cekoslowakia,
Hongaria, Jerman
Timur, Polandia,
dan Rumania
yang berkuasa sejak akhir Perang Patriotik Raya runtuh.
Uni Soviet juga mulai mengalami
pergolakan saat rakyat mulai merasakan akibat politik dari glasnost.
Meski sudah dilakukan berbagai upaya untuk meredamnya, ketidakstabilan di Eropa Timur
mau tidak mau menyebar ke negara-negara yang tergabung dalam Uni Republik
Sosialis Soviet. Dalam pemilihan umum untuk memilih anggota dewan regional di republik-republik Uni Soviet, kaum
nasionalis dan tokoh pembaruan radikal banyak yang terpilih.
Bangkitnya nasionalisme segera
menghidupkan kembali ketegangan antaretnis di berbagai republik Soviet yang
semakin memperlemah cita-cita persatuan rakyat Soviet. Sebagai contoh, pada
bulan Februari
1988, pemerintah Nagorno-Karabakh,
RSS
Azerbaijan, yang didominasi oleh etnis
Armenia, meloloskan keputusan yang menyatakan penggabungan wilayahnya
dengan RSS
Armenia. Kekerasan terhadap orang-orang Azerbaijan diliput dan ditayangkan
oleh televisi Soviet sehingga memicu adanya pembantaian terhadap orang-orang
Armenia di Sumqayit.
Ketegangan antaretnis ini kelak akan menjadi cikal bakal radikalisme
dan terorisme
pasca-keruntuhan Uni Soviet.
Ketidakpuasan masyarakat terhadap
situasi ekonomi semakin memburuk. Meski perestroika dianggap berani
dalam konteks sejarah Uni Soviet, upaya Gorbachev
untuk melakukan pembaruan ekonomi tidak begitu radikal dan dinilai terlambat
untuk membangun kembali ekonomi negara yang sangat lesu pada akhir tahun
1980-an. Berbagai terobosan dalam hal desentralisasi memang berhasil dicapai,
tetapi Gorbachev dan timnya sama sekali tidak merombak kebijakan-kebijakan
ekonomi warisan Stalin seperti pengendalian harga, mata uang rubel yang tidak
dapat dipertukarkan, tidak diakuinya kepemilikan pribadi, dan monopoli
pemerintah atas sebagian besar sarana produksi.
Pada tahun 1990, pemerintah Uni
Soviet praktis telah kehilangan seluruh kendalinya terhadap kondisi-kondisi
ekonomi. Pengeluaran pemerintah meroket karena perusahaan tak menguntungkan
yang memerlukan bantuan dari negara semakin bertambah, sedangkan subsidi
harga-harga kebutuhan pokok terus berlanjut. Perolehan pajak menurun, terutama
karena adanya kampanye antialkohol dan desentralisasi. Pemerintah pusat yang
tidak dapat lagi membuat kebijakan produksi, khususnya dalam industri pemenuhan
kebutuhan pokok, menyebabkan lenyapnya rantai produsen dengan pemasok sementara
rantai yang baru belum terbentuk. Jadi, bukannya merampingkan sistem, program
desentralisasi Gorbachev justru menyebabkan kemacetan proses produksi.
Melalui reformasi politik dan
ekonomi, Gorbachev berusaha membawa
Uni Soviet kepada kehidupan yang lebih baik. Sejak diterapkan ide pembaharuan,
tumbuh suatu suasana yang makin hidup di Uni Soviet. Akan tetapi di lain pihak,
kebijakan Gorbachev menimbulkan dampak yang tidak diduga sebelumnya. Pertentangan
sosial dalam masyarakat muncul.
Pada tanggal 7 Februari
1990, Komite
Pusat Partai Komunis
setuju untuk melepaskan monopoli atas kekuasaannya. Republik-republik
anggota Uni Soviet
mulai menegaskan kedaulatan nasional mereka terhadap Moskwa dan mulai
melancarkan "perang undang-undang" dengan pemerintah pusat. Dalam hal
ini, pemerintahan republik-republik anggota Uni Soviet, terutama Trio Baltik, yaitu Estonia, Lituania,
dan Latvia, membatalkan semua undang-undang
federal jika undang-undang itu bertentangan dengan undang-undang setempat,
menegaskan kendali mereka terhadap perekonomian setempat, dan menolak membayar
pajak kepada pemerintah pusat di Moskwa. Gejolak ini menyebabkan macetnya
ekonomi karena garis pasokan ekonomi dalam negeri rusak sehingga perekonomian
Uni Soviet semakin merosot.
No comments:
Post a Comment